Minggu, 22 Oktober 2006

Geologi DAS Jeneberang

DAS Je’neberang berada di lengan Selatn Pulau Sulawesi tepatnya di lereng barat dari pegunungan Lompobattang, sebuah pegunungan api (vulkan) tife strato yang sudah istirahat, vulkan tife strato memiliki struktur batuan yag relatif tidak kompak. Pada bagian puncak vulkan yang besar ini mempunyai sisa kawah yang masih dapat dikenal (Bemmelen, 1968). Gunung api ini lahir dan aktif di zaman terstier tengah pada kurung miosen 25 mega tahun yang lalu. Adapun bberapa puncak-puncak pegunungan dari vulkan Lompobattang yaitu puncak Bawakaraeng (2.830 m dpl) dan Puncak Bantaeng (2.830 mdpl)
Berdasarkan peta Geologi Skala 1 : 250.000 dan peta Geologi Kabupaten Gowa bahwa keadaan geologi yang terdapat di DAS Je’neberang ini yaitu:
 
Tabel Kondisi Geologi DAS Je'neberang

No
Geologi
Kode
Luas
%
1
Pusat Erupsi Gunungapi Lompobattang
Qlv-c
44,71
0,04
2
Batuan Gunungapi Lompobattang
Qlv
6.007,63
5,73
3
F. Lompobattang (Breksi, Lahar, Tufa)
Qlv1
10.660,61
10,16
4
Batuan Gunungapi Baturappe-Cindako
Tpbv
2.775,34
2,65
5
Batuan Gunungapi Baturappe-Cindako (Terutama Lava)
Tpbl
491,05
0,47
6
Pusat Erupsi Gunungapi Baturappe-Cindako
Tpb-c
1.001,02
0,95
7
F. Camba (Breksi, Lahar, Tufa dan Konglomerat)
Tmcv
1.560,07
1,49
8
Batuan Sedimen Laut dan Gunungapi Camba
Tmc
24.573,73
23,43
9
F. Tonasa
Temt
258,43
0,25
10
Batuan Malihan Kontak
St
16.634,25
15,86
11
Batuan Terobosan (Diorit)
d
628,16
0,60
12
Endapan Aluvium Sungai, Danau dan Pantai
Qac
38.643,26
36,84
13
Danau Mawang
D
33,15
0,03
14
DAM Bili-bili
D
1.591,53
1,52
Luas DAS
104.902,94
100,00
         Sumber: Hasil Analisis MapInfo, 2008

 
Berdasarkan Tabel di atas  dinyatakan bahwa kondisi geologi didominasi oleh endapan aluvium sungai, danau dan pantai (Qac) utamanya sepanjang sungai induk Je’neberang sampai terhampar di bagian hilir DAS hingga sampai di sepanjang pantai dengan luas area 38.643,26 Ha atau dengan persentase 36,84% dari luas DAS, Formasi kedua yang mendominasi DAS ini adalah Formasi Camba termasuk batuan sedimen laut dan gunungapi (Tmc), breksi, lahar, tufa dan konglongmerat (Tmcv) yang banyak tersebar dibagian tengah yaitu di sebelah utara dan selatan dari induk sungai Je’neberang dengan luas area 26.133,80 Ha atau dengan persentase 24,91% dari luas DAS sedangkan Formasi Lombobattang termasuk Pusat Erupsi (Qlv-c), batuan Gunung api (Qlv) serta sebaran batuan breksi lahar dan tufa (Qlv1) dengan luas 16.712,95 Ha atau dengan persentase 15,93 %, serta sebaran keadaan geologi yang paling sempit yaitu Formasi Tonasa (Temt) dengan luas area 258,43 Ha atau hanya dengan persentase 0,25%.

Sumber : Praktek Lapang Pengelolaan DAS (Geografi Fisis 2005)

Rabu, 18 Oktober 2006

Jenis Tanah Tinjau DAS Jeneberang


Jenis tanah yang ada di DAS Je’neberang berdasarkan dari data dan peta skala 1 : 100.000 yang dikeluarkan oleh pihak Bappeda Kabupaten Gowa ada empat jenis yaitu: (1) Aluvial yaitu jenis tanah yang terangkut oleh sungai dan setiap horison pada umumnya bertalihan dengan sejarah pegendapan, persebaran tanah ini umumnya di daerah bantaran sungai, danau ataupun delta sungai dengan kemiringan datar (2) Andosol cokelat adalah umumnya berwarna hitam, kerapatan lindak kurang dari 0,85% gr/cm3, banyak mengandung bahan amorf, atau lebih dari 60% terdiri dari abu vulkanik, dan biasanya terdapat pada wilayah miring agak berbukit sampai agak curam, (3) Litosol Cokelat Kekuningan yaitu merupakan bagian dari tanah entisol yaitu masih menunjukkan asal bahan induk, jadi tanah ini masih baru, belum menunjukkan perkembangan horison. tekstur tanah beraneka ragam umumnya geluh hingga geluh berpasir, persebarannya pada wilayah berbukit atau berombak hingga agak miring atau bergelombang, dan (4) Komplek mediteran kemerahan dan Latosol yaitu tanah dengan zarah-zarah lempung diendapkan pada horison B (berlempung) dan jenuh dengan basa (>50%).  Latosol sendiri adalah tanah yang telah mengalami pelapukan sampai jauh dengan sedikit atau tanpa mineral yang dapat mengalami pelapukan.
Untuk lebih jelasnya pembagian dan luasan empat jenis tanah yang ada di DAS Je’neberang yaitu:   
Tabel 11. Jenis Tanah DAS Je'neberang



No
Jenis Tanah
Kode
Luas (ha)
%
1
Aluvial
Alv
42.961,46
40,95
2
Andosol Cokelat
Adc
11.650,19
11,11
3
Litosol Cokelat Kekuningan
Lck
46.067,29
43,91
4
Kompleks Mediteran Kemerahan dan Latosol
Kmk-Lts
2.599,32
2,48
5
Danau Mawang
D
33,15
0,03
6
DAM Bili-bili
D
1.591,53
1,52
Luas DAS
104.902,96
100,00
Sumber:Hasil Analisis MapInfo dan Bappeda 
Berdasarkan Tabel 11 di atas  dinyatakan bahwa jenis tanah yang memiliki persentase yang paling luas di DAS J’neberang adalah jenis tanah Litosol Cokelat Kekuningan dengan persentase 43,91 % atau denga luasan 46.067,29 Ha edangkan jenis tanah dengan persentase paling sedikit adalah Kompleks Mediteran Kemerahan dan Latosol dengan persentase 2,48 atau mencakup area seluas 2.599,32 Ha.
Sumber : Praktek Lapang Pengelolaan DAS (Geografi Fisis 2005) 

Selasa, 17 Oktober 2006

Kemiringan Lereng DAS Jeneberang

 
Kondisi kemiringan lereng di DAS Je’neberang dapat dibagi menjadi empat kelas kemiringan lereng berdasarkan peta Kemiringan Lereng dari Bappeda, adapun klasifikasi kemiringan lereng DAS Je’neberang dengan luasan areanya yaitu:
Tabel 12.  Kemiringan Lereng DAS Je’neberang


NO
Kemiringan
Kode
Luas (Ha)
%
1
0 - 2 %
I
43.209,34
41,19
2
3 - 15 %
II
3.122,89
2,98
3
16 - 40 %
III
32.063,27
30,56
4
> 41 %
IV
24.882,76
23,72
5
Danau Mawang
D
33,15
0,03
6
DAM Bili-bili
D
1.591,53
1,52
Luas DAS
104.902,94
100,00
Sumber: Hasil Analisis MapInfo, 2008
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kemiringan 0 – 2 % ( kelas I) atau daerah datar sampai bergelombang memiliki luasan area pada DAS yang paling luas yaitu 43.209,34 Ha atau sekitar 41,19 % dari luasan DAS keseluruhan dimana kemiringan ini terbentang dari DAM Bili-bili sampai kepesisir/sepanjang pantai. Sedangkan persentase kemiringan yang paling kecil adalah 3-15% (Kelas II) atau bergelombang dengan luasan area

Sabtu, 14 Oktober 2006

Topografi DAS Jeneberang



Pembagian wilayah berdasarkan ketiggian tempat dengan menganalisis peta Kontor dari peta RBI Bakosurtanal skala 1:50.000 seta dengan menggunakan sistem penklasifkasian lahan yang diterapkan oleh Kendall, dkk. (1952),  maka lahan di DAS Je’neberang dapat dibagi menjadi yaitu:  


Tabel Topografi Lahan DAS Je'neberang


No
Ketinggian (m dpl)
Keterangan
Luas (Ha)
%
1
< 100
Dataran Rendah
46.339,14
44,17
2
100 - 300
Dataran Rendah
11.077,65
10,56
3
300 - 500
Dataran Rendah
12.094,27
11,53
4
500 - 700
Dataran Tinggi
12.081,09
11,52
5
700 - 900
Dataran Tinggi
8.675,94
8,27
6
900 - 1100
Dataran Tinggi
5.540,27
5,28
7
1100 - 1300
Pegunungan
3.148,23
3,00
8
1300 - 1500
Pegunungan
2.033,58
1,94
9
1500 - 1700
Pegunungan
1.558,61
1,49
10
1700 - 1900
Pegunungan
1.118,81
1,07
11
1900 - 2100
Pegunungan
666,2
0,64
12
2100 - 2300
Pegunungan
304,6
0,29
13
> 2300
Pegunungan
264,55
0,25
Luas DAS
104.902,94
100,00
Sumber: Hasil Analisis MapInfo dan Kendall, 2008
Berdasarkan tabel  13 bahwa DAS Je’neberang didominasi oleh dataran rendah yaitu sekitar 69.511,06 Ha meliputi atau sekitar 66,29% dari luas keseluruhan DAS, sedangkan darerah dataran tinggi memiliki luas 26.297,30 Ha atau sekitar 25,07 % dan daerah pegunungan dengan luasan 9.094,58 Ha atau hanya sekitar 8,67 % dari luas DAS Je’neberang.

Sumber : Praktek Lapang Pengelolaan DAS (Geografi 2005)

Tanks! Follow Me....