Rabu, 29 April 2009

DEGRADASI LINGKUNGAN : INTERAKSI SISTEM-SISTEM BUMI

Komponen-komponen dari sistem bumi ; Atmosfer, Samudra, dan spesies spesies yang hidup secara rumit saling berhubungan. Jika satu bagian bumi berubah, bagian lain akan terpengaruh – sering kali dalam cara-cara yang tidak segera diketahui. Sebagai contoh, memindahkan vegetasi dari satu area daratan akan menurungkan daya serap daratan terhaap air tanah, yang mengakibatkan kemungkinan kekurangan air minum bagi penghuninya. Atau pembakaran tanah-tanah yang ditutupi oleh tanaman tropis dapat meningkatkan jumlah karbon dioksida di dalam atmosfer. Pada bagian ini, kita menerangkan masalah-masalah utama dari degradasi lingkungan.

Degradasi Atmosfer
Pemanasan Global : Konsentrasi dari karbon dioksida di dalam atmosfer telah meningkat hampir 25% semenjak serbuan industrialisasi pada abad ke 18. Untuk memenuhi kebutuhan energi dunia, pembakaran fosil-fosil bahan bakar, seperti batu bara, kayu dan minyak telah membebaskan karbon untuk menyatu dengan oksigen di atmosfer. Penggundulan hutan, perusakan hutan dengan membakar dan menebang kayu secara berlebihan, juga memberikan konstribusi terhadap penambahan karbon dioksida dngan melepas karbon yang tersimpan di dalam materi tanaman.

Metan atmosferik, yang terlepas dai landfill (tempat yang rendah untuk menanam sampah), ternak dan fermentasi pada sawah-sawah telah meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Penambahan dari gas-gas rumah kaca ini bisa mempertinggi efek rumah kaca alami dan bisa mengakibatkan bertambah panasnya permukaan bumi. Atau Pemanasan Global. Jika pemanasan terjadi seperti diperkirakan oleh beberapa ilmuwan, akibatnya bisa termasuk kenaikan air pasang di lautan, perubahan-perubahan iklim, perubahan –perubahan di dalam ekosistem, dan dampak-dampaknya pada kesehatan masyarakat.

Penipisan Ozon : Ozon, bentuk oksigen yang langka, terkonsentrasi di bagian atas atmosfer atau ozonosfer, terletak 11 sampai 24 km di atas permukaan bumi. Lapisan ozon ini, hanya melingdungi kehidupan dari sinar matahari yang merusak, semakin menjadi tipis oleh pelepasan kloroflorokarbon (CFC), bahan kimia yang digunakan pada alat pendingin, busa dan bahan bakar erosol.

Banyak bentuk kehidupan yang akan terpengaruh pada saat lapisan ozon menipis dan lebih banyak sinar ultraviolet yang akan mencapai bumi. Terhadap manusia, kanker kulit dan penyakit-penyakit mata dan juga sistem kekebalan tubuh akan menjadi lebih meningkat. Radiasi ultraviolet dapat menembus permukaan samudra, yang menghancurkan basis rantai makanan ikan dan phytoplankton yang mungkin secara segnifikan akan berdampak pada menghancurkan populasi pemakan ikan.

Polusi Udara : Sebagian besar penghuni-penghuni kota di dunia meenghirup udara yang terpolusi paling tidak dari sebagian waktu mereka. Sulfur dioksida (SO2), polutan terbesar, mempunyai sifat yang merusak terhadap manusia dan juga lingkungan. Pembakaran bahan bakar yang bersal dari fosil, untuk pembangkit tenaga listrik, adalah sumber utama dari Sulfur dioksida; di negara-negara berkembang, pembakaran batubara dan kayu juga ikut memberi kostribusi. Polutan-polutan yang meliputi nitrus dioksida, karbon monoksida, karbon dioksida dan timah yang berasal dari knalpot kendaraan. Di beberapa negara, zat-zat kecil seperti debu, kotoran dan asap menutupi udara.
Polusi udara menimbulkan kerusakan lebih jauh terhadap daratan dan sistem-sistem air : kerusakan pada sistem pertanian, hutan, sungai dan danau, bangunan dan kesehatan manusia. Polusi yang naik ke udara seperti itu merusak hasil bumi dan vegetasi dengan melukai jaringan tanaman, yang meningkatkan kerentanan terhadap penyakit dan kekeringan. Kesehatan manusia juga terganggu ketika polusi merusak sistem pernapasan.

Ketika polutan primer bereaksi membentuk polutan sekunder, senyawa-senyawa asam sering kali mulai terbentuk. Pada saat senyawa-senyawa asam dan polutan-polutan yang bersifat ganda ini merusak dedaunan dan tanah. Hutan-hutan akan berkurang dan akhirnya mati. Polutan diudara juga dilarutkan ke dalam tetes-tetes air kecil dan ditahan di awan, sering kali bergerak jauh sebelum jatuh kembali ke bumi dalam bentk hujan asam, salju, embun dan kabut.

Degradasi Samudra
Polusi air Laut : karena volumenya yang begitu besar, lautan sering kali digunakan sebagai tempat-tempat pembuangan sampah yang berasal dari masyarakat. Kotoran mentah, yang terdiri dari kotoran manusia dan sampah domestik, adalah sumber utama dari polutan lautan. Sampah karena kotoran ternak dan hanyutan pupuk juga menjadikan perairan mengandung terlalu banyak nutrisi yang bisa dilarutkan, suatu proses yang disebut eutrophication; fenomena ini menipiskan oksigen air, membunuh ikan dan kehidupan laut lainnya. Penyebab lain dari degradasi: sampah yang dibuang dari kapal, tumpahan minyak dan pembuangan zat-zat radioaktif.
Polusi lautan bisa menyebabkan konsekuensi-konsekuensi besar:
-Kotoran manusia yang mengandung penyakit-yang menyebabkan bakteri dan virus.
-Materi-materi yang tidak bisa diurai melukai dan membunuh mamalia laut.
-Penyemprotan bahan-bahan kimia yang berbahaya bisa merusak ekosistem laut dan menumpuk dalam makanan laut.

Pergeseran Temperatur Laut : kecenderungan-kecenderungan pemanasan dalam atmosfer bumi sekaran ini bisa mempengaruhi temperatur lautan, yang bisa meningkatkan kemunculan atau kekuatan gejala El Nino, suatu kejadian mendadak dari permukaan perairan yang panas di pantai peru.
Bukti ilmiah menghubungkan kejadian-kejadian El Nino dengan kekeringan dan hujan yang lebab di sejumlah negara ; hubungan-hubungan ini adalah suatu akibat dari pola global sirkulasi atmosfer. Sebagai contoh, kekeringan besar pada tahun 1982-1983 yang mempengaruhi Afrika, India, Brasil bagian timur laut, Amerika Serikat, Australia dan Indonesia bertepatan dengan kejadian El Nino yang paling segnifikan yang pernah dicatat. El Nino yang lebih kecil yang pernah terjadi pada tahun 1986-1987 terkait dengan kekeringan yang terjadi di Ethiopia.

Degradasi Siklus Air
Subsistem yang bervariasi dari siklus hidrologi sedemikian selain terkait satu dengan yang lain sehingga interpensi terhadap satu subsistem akan bisa mempengaruhiyang lain. Sehingga interfensi terhadap satu subsistem akan bisa mempengaruhi yang lain. Kita mengubah aliran air dengan bendungan-bendungan, penampung-penampung air dan saluran irigasi; kita menjadikan tanah tidak dapat ditembus oleh air dan kelembaban dengan menutupi tanah dengan beton-beton dan bangunan-bangunan. Menghilangkan lapisan vegetasi alami dari tanah mengurangi kemampuan tanah dalam menahan air; hal ini menyebabkan hanyutnya air secara cepat menuju saluran drainase, hanya menyisakan sedikit untuk bisa digunakan oleh tanaman dan manusia.
Pada saat manusia mengkomsumsi sejumah besar air untuk minum, penggunan rumah tangga, irigasi dn industri memungkingkan meningkatnya kekurangan air di masa yang akan datang. Polusi air yang disebabkan oleh sampah, kotoran industri, pestisida dan pupuk meningkatkan penyimpangan-penyimpangan bahwa cadangan air bersih tidak akan mencukupi lagi. Hujan asam meningkatkan keasaman tanah, danau, sungai dimana hujan turun dan sering mengandung racun untuk tanaman dan binatang serta merusak bangunan yang terbuat dari besi.

Degradasi Daratan
Tempat tinggal manusia, terutama di daerah kota, menutupi daratan dengan beton, aspal dan material-materian bangunan lainnya; bangunan-bangunan dan jalan-jalan di kota memantulkan cahaya yang menhasilkan panas. Karena penutup-penutup daratan seperti itumenghambat daratan dari penyerapan air, saluran-saluran air dan sarana yang lain harus dikerjakan untuk penampung aliran air, sampah dan materi-materi racun yang lain. Di negara berkembang, menurut institut Sumber Daya Dunia, 57% populasi dunia akan menempati daerah kota pada tahun 2025, satu lompatan yang sangat tajam dari hanya 34% pada tahun 1990.

Lakukan hal sedikitpun untuk Bumi.....................
Mulai dari skarang........................

Kamis, 16 April 2009

Riyanni Djangkaru


“Aku arungi seribu laut, aku daki sejuta gunung, demi satu KesempurnaanMu, tinggi diatas sana keagunganMu aku temui, di puncak-puncak dunia”

Anak pertama dari empat bersaudara ini mulai terkenal sejak menjadi presenter Jejak Petualang tayangan TV7 tahun 2002 - 2006. Riyanni semakin terkenal di pertengahan tahun 2005, karena virus dengan namanya menyebar dan menginfeksi banyak komputer.
Adalah seseorang yang bernama Riyani Djangkaru, lulusan Fakultas Hukum Universitas Pakuan Bogor ini sekarang masih bekerja di dunia pertelevisian meski tak lagi menjadi presenter “Jejak Petualang”. Riyanni terlihat di Trans 7 dalam “Redaksi Pagi” sebagai presenter “Jalan Pagi” serta Sportawa.

Awalnya wanita berdarah Garut dan Palembang ini ingin menjadi news presenter. Meski lowongan untuk presenter olahraga telah lewat, Riyanni tetap mengirimkan lamaran. Setelah menyisihkan ratusan orang, wanita dengan tinggi 168 cm ini pun didapuk menjadi presenter Jejak Petualang.
Riyanni menikah dengan Deni Priawan pada bulan Februari 2006. Dari pernikahan ini, mereka telah mempunyai seorang anak, Brahman Ahmad Syailendra.

Dulu pas masih di JP - TV7

Mau Naek gunung pa ke mall jeng...

Mo bajak sawah ni???

Manis Na …

Lagi Liat peta tuk pastiin posisi

Begaya ne, udah nyampe ranu kumbolo sih

Foto ma suku mana ya?

Puncak Sudirman Jaya Wijaya - 4882 mdpl, dingiin …

From : http://ritamelancong.blogspot.com

Tanks! Follow Me....