Selasa, 06 Desember 2011

Klasifikasi Jenis Tanah

Jenis tanah merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan tanaman karena perbedaan jenis tanah mempengaruhi sifat-sifat  dari tanah tersebut. Untuk memahami hubungan antara jenis tanah , diperlukan pengetahuan yang mampu mngelompokkan tanah secara sistematik sehingga dikenal banyak sekali sistem klasifikasi yang berkembang. Untuk mempelajari hubungan antar jenis tanah maka sistem klasifikasi tanah dibagi menjadi sistem klasifikasi alami dan sistem klasifikasi teknis (Sutanto, 2005).

Klasifikasi alami yakni klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang dimiliki tanpa menghubungkan sama sekali dengan tujuan penggunaannya. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik, kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas dan selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah.

 Sebaran Penis Tahan di Dunia

Klasifikasi teknis yakni klasifikasi tanahyang didasarkan atas sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan untuk penggunaan tertentu. Misalnya, untuk menanam tanaman semusim,  tanah diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat  tanah yang  mempengaruhi pertumbuhan tanaman semusim seperti kelerengan, tekstur, pH dan lain-lain. Dalam praktiknya untuk mempelajari jenis tanah maka sistem klasifikasi yang digunakan adalah sistem klasifikasi alami.

Pada awalnya jenis tanah dikalsifikasikan berdasarkan prinsip zonalitas, yaitu :
  • Tanah zonal, yakni tanah dengan faktor pembentuk tanah berupa iklim dan vegetasi,
  • Tanah intrazonal, yakni tanah dengan faktor pmbentuk tanah berupa faktor lokal terutama bahan induk dan relief,
  • Tanah azonal, yakni tanah yang belum mennjukkan perkembangan profil dan dianggap sebagai awal proses pembentukan tanah.
Kemudian dalam perkembangannya jenis tanah diklasifikasikan berdasarkan sifat tanah (taksonomi tanah). Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh USDA (United State Departement of Agriculture) pada tahun 1960 yang dikenal dengantujuh pendekatan dan sejak tahun 1975 dikenal dengan nama taksonomi tanah. Sistem ini bersifat alami berdasarkan karakteristik tanah yang teramati dan terukur yang dipengaruhi oleh proses genesis. Berdasarkan ada tidaknya horizon penciri dan sifat penciri lainnya maka dalam taksonomi tanah dibedakan atas enam kategori yakni ordo, subordo, greatgroup, subgroup, family dan seri. Pada edisi Taksonomi tanah tahun 1998 terdapat 12 ordo jenis tanah. Keduabelas ordo tersebut adalah Alfisols, Andisols, Aridisols, Entisols, Gelisols, Histosols, Inceptisols, Mollisols, Oxisols, Spodosols, Ultisols dam Vertisols.

Macam-macam tanah
  1. Alfisols. Tanah yang mempunyai epipedon okrik dan horzon argilik dengan kejenuhan basa sedang sampai tinggi. Pada umumnya tanah tidak kering. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah half-bog, podsolik merah kuning dan planosols.
  2. Andisols. Merupakan jenis tanah yang ketebalannya mencapai 60%, mempunyai sifat andik. Tanah yang ekuivalen dengan tanah ini adalah tanah andosol.
  3. Aridisol.  Tanah yang berada pada regim kelengasan arida atau tanah yang rgim kelengasan tanahnya kering. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah coklat (kemerahan) dan tanah arida (merah).
  4. Entisols. Tanah yang belum menunjukkan perkembangan horizon dan terjadi pada bahan aluvian yang muda. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah aluvial, regosol dn tanah glei humus rendah.
  5. Gelisols. Merupakan jenis tanah yang memiliki bahan organik tanah. Jenis ini tidak dijumpai di Indonesia
  6. Histosols. Tanah yang mengandung bahan organik dari permukaan tanah ke bawah, paling tipis 40 cm dari permukaan. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah bog dan tanah gambut.
  7. Inceptisols. Merupakan jenis tanah di wilayah humida yang mempunyai horizon teralterasi, tetapi tidak menunjukkan adanya iluviasi, eluviasi dan pelapukan yang eksterm. Jenis tanah ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah brown forest, glei humik dan glei humik rendah.
  8. Mollisols. Tanah yang mempunyai warna kelam dengan horizon molik di wilyah stepa. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah brunizem, tanah rendzina.
  9. Oxisols. Tanah yang memiliki horizon oksik pada kedalaman kurang dari 2 meter dari permukaan tanah. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah jenis tanah laterik.
  10. Spodosols. Tanah yang memiliki horizon spodik dan memiliki horizon eluviasi. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah podsolik.
  11. Ultisols. Tanah yang memiliki horizon argilik dengan kejenuhan basa rendah (< 35%) yang menurun sesuai dengan kedalaman tanah. Tanah yang sudah berkembang lanjut dibentangan lahan yang tua. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah laterik coklat-kemerahan dan tanah podsolik merah- kuning.
  12. Vertisols. Tanah lempung yang dapat mengembang dan mengerut. Dalam keadaan kering dijumpai retkan yang lebar dan dalam. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah grumosol.


Di Indonesia jenis tanah yang umumnya dijumpai adalah jenis tanah Mollisols, Vertisols, Andisols, Alfisols, Inceptisols, Ultisols, Oksisols dan Spodosols. Jenis tanah yang paling banyak ditemui adalah jenis tanah Ultisols yang mencapai 16.74% dari luas lahan yang ada di Indonesia (Sutanto, 2005).

Sumber:

http://www.irwantoshut.net/klasifikasi_jenis_tanah.html

Definisi dan Pengertian Tanah

Definisi dan pengertian dari Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.

 

Ilmu yang mempelajari tetang tanah adalah Pedologi, Di dalamnya ditinjau berbagai hal mengenai pembentukan tanah (pedogenesis), morfologi tanah (sifat dan ciri fisika dan kimia), dan klasifikasi tanah. Istilah ini dipinjam dari bahasa inggris, pedology, yang membentuknya dari dua kata bahasa Yunani: pedon ("tanah") dan logos ("lambang", "pengetahuan").

Istilah tubuh alam bebas adalah hasil pelapukan batuan yang menduduki sebagian besar daratan permukaan bumi, dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkan tanaman, serta menjadi tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya.
Menurut pandangan dan pengertian yang diberikan oleh para ahli tanah adalah sebagai berikut :
  1. Tanah adalah bentukan alam, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, yang mempunyai sifat tersendiri dan mencerminkan hasil pengaruh berbagai faktor yang membentuknya di alam.
  2. Tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman.
Seorang Pedolog, melihat tanah sebagai lapisan kulit bumi yang lunak dan gembur yang berasal dari batuan induk. Tanah mempunyai lapisan-lapisan yang berbeda warna sampai ke dalam terdapat bagian keras yang sulit ditembus disebut batuan induk.
Tanah mempunyai beberapa sifat yang menentukan kualitas tanah seperti sifat biologi, sifat fisik dan sifat kimia. Tanah bagian paling atas sering disebut top soil, selanjutnya ada lapisan-lapisan dibawahnya sehingga terbentuk profil tanah.

Sumber:
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2011/11/definisi-dan-pengertian-tanah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedologi

Senin, 14 November 2011

Shuttle Radar Topography Mission (SRTM)


Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) adalah sebuah penelitian internasional  yang dipelopori oleh US National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) dan  US National Aeronautics and Space Administration (NASA). Bertujuan mendapatkan  model elevasi digital pada skala global kecil dari 56 derajat Lintang Selatan  hingga 60 derajat Lintang Utara untuk menghasilkan database bumi  dalam bentuk topografi digital yang memiliki resolusi tinggi yang paling lengkap.  SRTM terdiri dari radar yang dimodifikasi secara khusus yang terbang bersama Space Shuttle Endeavour selama sebelas hari pada misi Februari 2000.
Space Shuttle Endeavour

SRTM dihasilkan dari penyiaman gelombang radar dengan teknik interferometri. Teknik interferometri radar adalah sebuah cara penyiaman muka bumi dengan  dua posisi sensor radar yang berbeda tempat. Pada wahana pengambilan data SRTM  ini, jarak rentangan dua sensor radar ini sejauh 60 meter, dimana satu sensor berada  dalam wahana (main antenna), dan sensor lain berada pada ujung rentangan di luar wahana (outboard antenna).

 
 Proses penyiaman permukaan Bumi

Gelombang radar dimanfaatkan untuk pengambilan  data ini karena memiliki kelebihan, diantaranya adalah perekaman dapat dilakukan  pada siang ataupun malam hari. Disamping itu gelombang radar dapat menembus tutupan awan, Dengan demikian, perekaman data SRTM tidak terpengaruh oleh keadaan cuaca setempat.

 
 Cakupan SRTM (56 derajat LS - 60 derajat LU)

Wahana SRTM membawa dua panel dengan saluran C dan Saluran X. Peta topografi global dari bumi disebut dengan Digital Elevation Models (DEMs). DEMs ini terbuat dari data radar saluran C tersebut. Data ini diolah oleh Jet Propulsion Laboratory dan didistribusikan melalui USGS EROS Data Center. Data saluran X digunakan untuk menghasilkan DEMs dengan resolusi yang lebih tinggi. Data SRTM dari saluran X diolah dan didistribusikan oleh German Aerospace Center.

C-RADAR (Radar Saluaran-C):

C-RADAR (5,3 GHz, panjang gelombang = 5,6 cm, bandwidth = 10 MHz) yang disediakan oleh NASA / JPL, ia menawarkan kemampuan dual-polarisasi. Kekuatan puncak radiasi adalah 1,2 kW / polarisasi. Dalam modus ScanSAR, C-RADAR mempekerjakan dua pasang balok simultan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8, yang beralih dalam petak lebar penuh, menciptakan pola citra SAR bersebelahan dan tumpang tindih. Lebar petak total 225 km menyediakan ukuran pixel (resolusi) dari sekitar 30 m (data titik jarak dari satu arcsec).

Instrumen sumber data dikumpulkan pada 180 Mbit / s (di empat saluran) dan disimpan di on-board perekam. Instrumen data telemetri di 15,12 kbit / s adalah downlinked terus-menerus.


X-RADAR (Radar Saluran-X):

X-RADAR (9,6 GHz, 3,1 cm panjang gelombang =) disediakan oleh DLR dan ASI, ia menawarkan balok tetap (52 º sudut terlihat) polarisasi tunggal (VV dlm kapal dan V antena tempel). Kekuatan puncak radiasi adalah 1,7 kW pada FRP dari 1674 pulsa / s. X-RADAR beroperasi dalam mode wide-petak 50 km, resolusi pixel horizontal 30 mx 30 m dengan ketinggian vertikal resolusi relatif 6m dan 10 m mutlak. Petak X-SAR diposisikan di tengah-tengah dua subswaths luar C-RADAR.

Ilmu instrumen data rate adalah 90 Mbit / s dan disimpan pada perekam on-board. Instrumen data telemetri di 9,6 kbit / s adalah downlinked terus-menerus.

Lokasi Saluran-C, Saluran-X dan Saluran-L pada main antenna dan outboard antenna



 Table  Perbandingan Saluran-C, Saluran-X dan Saluran-L
Parameter
L-band Antenna
C-band Antenna
X-band Antenna
Frequency
1.25 GHz
5.3 GHz
9.6 GHz
Bandwidth
 
10 MHz
9.5 MHz
Inboard antenna:
Aperture length x width

12.0 m x 2.9 m
transmit/receive
12.0 m x 0.75 m
transmit/receive
12.0 m x 0.4 m
Outboard antenna:
Aperture length x width
 
receive only
8.0 m x 0.75 m
receive only
6.0 m x 0.4 m
Architecture
Active Phased Array
Patch-type planar antenna with 2-D steering
Slotted waveguide array
Phase control
4 bit
4 bit
N/A
Polarization
4 subswaths transmit/receive H,V,V,H, inboard
4 subswaths receive only H,V,V, H, outboard
VV inboard antenna,
(V outboard antenna)
Polarization isolation
25 dB
25 dB
39 dB
Antenna gain
36.4 dB
42.7 dB
44.5 dB
Mechanical steering range
N/A
N/A
±23º, fixed at 7º SRTM
Electronic steering range
±20º
±20º
±0.9º
Elevation beamwidth
5-16º
5-16º
5.5º
Azimuth beamwidth
1.0º
0.25º
0.14º (0.28º)
Transmit pulse width
 
34µs
40 µs
Look angle (adjustable off-nadir angle)
15º - 55º
15º - 55º
52º, 17º - 60º possible
Peak radiated power
4400 W
1.2 kW/polarization
1.7 kW
System noise temperature
450 K
550 K
551 K
PRF
 
1344-1550 Hz
1440-1674 Hz
Swath width
 
225 km
50 km
Ground resolution
 
30 m x 30 m
30 m x 30 m
Height resolution relative
 
10 m
6 m
Quantization
 
8 bit (equivalent)
6 bit I and 6 bit Q
Data rate
 
180 Mbit/s(4 x 45 Mbit/s)
90 Mbit/s (2 x 45 Mbit/s)
Catatan: Sementara radar L-band / antena diterbangkan sebagai bagian dari struktur secara keseluruhan, tidak ada kemampuan L-band interferometric karena dimensi antena besar diperlukan di lokasi tempel. Radar L-band tidak dioperasikan, namun, beberapa kemampuan elektronik yang digunakan untuk C-RADAR
 

 


Bagian-bagian dari SRTM 
(terdiri dari radar yang dimodifikasi secara khusus yang terbang bersama Space Shuttle Endeavour)
Cara signal Radal ditrasmisi dan diterima pada SRTM

SRTM digunakan untuk modeling elevasi yang berasal dari data SRTM yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografis. Data SRTM dapat didownload secara gratis melalui Internetdi www, dan format file mereka (*. HGT, *.ascii, dan *.tiff) didukung oleh perkembangan beberapa softwareseperti global mapper, arcgis, arcview dll.

Hasil dari SRTM berupa data DEM

Hasil dari data ekstraksi  SRTM dapat berupa kontur, kelerengan(slope), hillshade(model permukaan tanah, dll). Secara umum data SRTM ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan seperti kepentingan militer, sipil dan sipil seperti pemodelan drainase, simulasi penerbangan, penentuan letak tower selular, keamanan navigasi, dan lain-lain. Dalam bidang lingkungan, data SRTM ini dapat dimanfaatkan pula untuk pemodelan banjir, konservasi tanah, perencanaan penghijauan, pengawasan gunung api, penelitian gempa dan pengawasan gerakan es.


Beberapa Aplikasi/turunan DEM-SRTM

Adapun cara kerja Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) yaitu:
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.


Sumber :
3D - ANALYST, D E M (Digital Elevation Model Model), Taufik Hery Purwanto, S.Si., M.Si.
http://spaceflight.nasa.gov/shuttle/archives/sts-99/srtm_work.html
http://events.eoportal.org/presentations/129/8271.html
http://geosurveying.wordpress.com/2011/08/07/shuttle-radar-topografi-misi-srtm/
www.wikipedia.co.id
Google Image.


Senin, 15 Agustus 2011

Kecamatan Libureng

Kecamatan Libureng merupakan kecamatan yang beribukota Camming dengan jumlah desa dan kelurahan yaitu 20.

Memiliki batas administratif yaitu:
Utara : Kecamatan Lappa Riaja dan Ponre
Timur: Kecamatn Patimpeng
Selatan : Kecamatan Kahu dan Kecamatan Bonto Cani
Barat : Kabupaten Maros
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk kecamatan Libureng yaitu 29.141 jiwa dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 14.536 jiwa dan perempuan 14.605 dengan sex ratio 99,53 dan laju pertumbuhan penduduk yaitu 0,22% per tahun.
Adapun beberapa tempat menarik dan tujuan wisata di kcamatan Libureng yaitu:
1. Bendungan Ponreponre
Bendungan Ponre-ponre terletak di Kabupaten Bone. Bendungan yang memiliki tinggi 55 m dengan kapasitas tampung bersih (efektif) 48,7 juta meter kibek serta luas genangan 300 ha serta catchment areal seluas 78 km. tersebut berada di sungai Tinco, anak sungai walanae, yang secara administratif berada di kecamatan Kahu dan Libureng. Kabupaten Bone, sekitar 70 km dari Makassar. 

View: Bendungan Ponreponre (dari atas)
Bendungan dengan jenis urugan baru dengan lapis beton ( Concrete Faced Rockfill dam) ini dibangun selama 34 bulan dan merupakan bagian dari loan JBIC Ip 509 ( DISMP) diperkirakan kurang dari satu tahun waktu untuk mengisi bendungan. Keberdaan bendungan ini merupakan bagian dari upaya dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk Surplus beras
View: Bendungan Ponreponre (pintu utama)
Bendungan ini dibangun dengan biaya Rp. 203.000.000.000,00, dan difungsikan untuk Meningkatkan lahan tadah hujan menjadi lahan baru beririgasi teknis dengan total area 4.411 hektar, Pengendalian sedimen dan banjir Sungai Tinco dan DAS Wallanae dan Perikanan air tawar dan pariwisata
View: Bendungan Ponreponre
2. Pabrik Gula Camming
Pabrik gula camming merupakan salahsatu dari dua pabrik gula yang ada di Kabupaten Bone, pabrik gula ini berada dibawah pengawasan BUMN
View: Pintu gerbang PG Camming
Pabrik Gula Camming dengan produksi tidak lebih dari 5.000 ton per tahun.
View: Produksi Gula PG Camming
Untuk melihat vidio pembajakan lahan sebelum penanaman tebu di perkebunan tebu camming yaitu:
Peta-peta tematik kecamatan ini yaitu:
1. Administratif

2. Penggunaan Lahan
3. Kawasan Hutan
4. Kelerengan
5. Topografi
6. Geologi
7. Jenis Tanah
8. Bentuklahan
9. Potensi Air Tanah
10. Curah hujan

Senin, 13 Juni 2011

Geografi Sains UNM


Adapun beberapa Bidang Ilmu/Mata Kuliah di Program Studi Geografi Sains Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar diantaranya yaitu:
  • Hidrologi, hidrologi ini mencakup banyak mata kuliah diantaranya Hidrologi Dasar, Potamologi, Limnologi, Kualitas Air, Hidrometeorologi, Evaluasi Sumber Daya Air dan Pengelolaan DAS

  • Ilmu Tanah meluputi mata kuliah Ilmu tanah, evaluasi kesesuaian dan Kemapuan Lahan, Erosi dan Konservasi Lahan

  • Kelautan/Oceanografi meliputi mata kuliah Oceanografi dan Pengelolaan wilayah pesisir dan Kelautan
    • Handasah/ilmu ukur tanah

    • Geologi & Geomorfologi, meliputi mata kuliah: Geologi Umum, Geomorfologi Dasar, Geologi Indonesia, Geomorfologi Indonesia, Geomorfologi Sungai dan Pantai, Geomorfologi dan Hidro Karst, Geologi Tata Lingkungan, Geologi Struktur Lapang. Geohidrologi, Mineralogi

    • Penginderan Jauh dan Kartografi, meliputi mata kuliah : Kartografi dasar, Penginderaan jauh Dasar, Penginderaan jauh terapan, Penggunaan peta, Kartografi Tematik, Produksi dan Manajemen Produksi Peta, Penginderaan Jauh terapan Hidrologi

    • Ilmu Sosial meliputi Sosiologi, Antropologi, Demografi, Geografi Sosial, Geografi pariwisata, geografi Politik, Geografi Budaya, Geografi Desa dan kota, Geografi Ekonomi, Geografi Pertanian, Geografi Industri, dll
    • Sistem Informasi GeografiS (SIG)
    • Ilmu-ilmu Lain
    to be continue......

    Geografi UNM BisaTonji.......

    Minggu, 22 Mei 2011

    Kecamatan Bontobahari



    Kecamatan Bontobahari merupakan kecamatan yang paling ujung selatan dari Pulau Sulawesi dengan ibukota Tanah Beru, Kecamatan ini berbatasan dengan:
    Utara : Kecamatan Bonto Tiro dan Ujung Loe
    Timur : Teluk Bone
    Selatan : Selat Selayar dan kebupaten Selayar
    Barat : Laut Flores

    Kecamatan ini memiliki beberapa tempat menarik yang layak dikunjungi karena merupakan kawasan Hutan Suaka Alam Wisata (HSAW) atau Taman Hutan Raya (TAHURA) Bonto Bahari dengan luas 3.475 ha, adapun tempat-tempat wisata lain diantaranya:

    1. Pantai Tanjung Bira denga panorama pasir putih, dilengkapi dengan penginapan, restoran serta areal snorkling serta perahu untuk berkeliling sepanjang Pantai







    2. Pantai Bara

    3. Pantai Lemo Lemo, dengan situs Bantaeng Perang Dunia Ke II dan dukungan pembuatan perahu Pinisi di Tanah Beru.


    4. Pantai Mandala Ria, Ria di Desa Ara dengan Dukungan Gua Passohara dan Gua Passea.


    5. Pantai Marumasa



    6. Pantai Birakeke



    7. Pembuatan Perahu Pinisi

    8. Ujung Bira



    9. Bukit Puang Janggo

    10. Pulau Liukang Loe dan P. Kambing



    11. Lubang Besar bekas Bom

    12. Pelabuhan Tanjung Bira, juga terdapat Pantai Pasir Putih Panrang Luhu dengan dukungan Pelabuhan Fery Bira yang menghubungkan Kabupaten Bulukumba dengan Kabupaten Selayar.


    13. Gua Passea dan Gua Passohara di Desa Ara, Gua Kalukua di Desa Bira

    Adapun Peta-peta tematik kecamatan ini yaitu:
    1. Administratif

    2. Penggunaan Lahan

    3. Kawasan Hutan

    4. Kelerengan

    5. Topografi

    6. Geologi

    7. Jenis Tanah

    8. Bentuklahan

    9. Potensi Air Tanah
    10. Kontur
    Sumber :
    www. bulukumba.go.id
    google image
    google Earth
    MapInfo Propesional
    Praktek Lapang Geograpi FMIPA UNM

    Tanks! Follow Me....