Terbentuknya Kerajaan Lamuru
Kapan terbentuknya secara pasti Lamuru sebagai suatu
kesatuan Hukum, agak sulit untuk ditentukan secaya pasti, mengingat bahwa
hingga kini belum ditemukan suatu data otentik yang menjelaskan kapan
berdirinya kerajaan Lamuru.
Tetapi dijadikan lamuru sebagai pemukiman adalah sudah cukup
tua. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya artefak-artefak prasejarah
sejenis Marospoint dan fleks-fleks yang diperkirakan telah berusia kurang lebih
2.000 tahun sebelum masehi karena terjadi di masa mazelith.
Kesulitan penentuan waktu yang tepat terjadi pula pada
kerajaan lain di Sulawesi Selatan. Ini disebabkan karena Sulawesi selatan
penemuan tulisan Lontara yang umum dipergunakan di Sulawesi Selatan yang
ditemukan padaa masa Pemerintahan Raja Gowa ke IX Daeng Matanre Karaeng
Manguntungi Tumaparisi Kallonna yaitu sekitar 1500 Masehi.
Pada masa itulah Tumailalang yaitu daeng Pamatte membuat
lontara atas perintah Raja Gowa. Huruf lontara itu pada mulanya hanya mempunyai
18 buah huruf saja dan nanti seratus tahun kemudian ditambahkan huruf ha,
sehingga menjadi 19 buah seperti sekarang ini.
Tidak seperti halnya dijawa dimana banyak ditemukan
prasasti-prasarti yang dapat menjadi petunjuk tentang perkembangan suatu
dinasti atau kerajaan.
Maka untuk mencari penentuan waktu suatu fase pemerintahan
di Sulawesi Selatan seperti halnya di Gowa, maka perhitungan dimulai pada masa
pemerintahan Raja Gowa X, I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipalangga
Ulaweng yang tercatat dalam buku lontara memerintah tahun 1547 sampai dengan
1565 yaitu dalam abad ke XVI.
Bertitik tolak dari masa pemerintahan Karaeng Lakiung
Tunipalangga Ulaweng di adakan perhitungan kebelakang hingga sampai pada masa
pemerintahan raja Gowa yang pertama yaitu Tamanurung.
Bila diperhitungkan bahwa masa Tumanurunge adalah pada abad
XIV atau sekitar tahun 1300. Itulah perkiraan masa berdirinya Kerajaan Gowa.
Secara Apriori ada pendapat tentang sejarah pertumbuhan daerah
di Sulawesi Selatan, dimana dianggap bahwa sebagai cikal bakal pertumbuhan dan
pembentukan suatu kesatuan hokum selalu dimulai dari Tomanurung. Justru itu
di Sulawesi Selatan selain raja Gowa ke
I Tomanurung ri Takabasia, dikenal pula Tomanurung lain, seperti ; Mata
Silompoe di Bone, Manurunge ri Matajang, Sampurusiang di Luwu, dan Manurunge ri
Sakkanyii Soppeng.
Maka demikian pula di Lamuru dikenal dengan Manurunge ri
Selorong yang di beri nama atau gelarang Petta Pitue Matanna. Manurunge ri Solorong
inilah yang di anggap sebagai cikal bakal pembentukan Lamuru sebagai suatu
kesatuan hokum yang berkembang, kemudian menjadi suatu kerajaan yang disebut
kerajaan Lamuru yang gelar Rajanya di sebut Datu.
Berdasarkan atas perhitungan masa Tomanurung di Sulawesi
Selatan, maka dapatlah diperkirakan bahwa terbentuknya Lamuru sebagai suatu
kesatuan hukum yang kemudian berkembang menjadi suatu kerajaan adalah sekitar
abad ke XIV. Dari abad ke XIV inilah kerajaan Lamuru membentuk dirinya
melayarkan bahtera pemerintahan disela-sela persaingan lainnya di Sulawesi
Selatan.
Dengan usaha sendiri serta tak melepaskan diri dari imbasan
kerajaan-kerajaan sekitarnya, Lamuru berusaha mempertahankan eksistensinya
sebagai suatu kerajaan.
Akibat karena factor geografis, historis dan
kekeluargaan menyebabkan Lamuru mengalami banyak masalah dan peristiwa dalam
kelanjutan kehidupannya.
Daftar Raja-Raja Lamuru
1. Petta Pitue Matanna Manurungnge
2. Datue Ri Laue
3. We Tenri Billi
4. We Baji Daeng Simpare
5. La Cella Matinroe Ritengngana
Soppeng
6. Jangko Pute
7. La Mappasunra
8. La Mappawre
9. Laruppang Mongga Matinroe Ri
Muttiara
10. Colli
Pujie
11. Jaya
Langkana
12. We
Pure Daeng Manerru
13. We
Tenri Baji
Kompleks Makam
Kompleks
Makam Raja-Raja Watang Lamuru berada di jalan Poros Makassar-Soppeng,
kelurahan Lalebata, kecamatan Lamuru, kabupaten Bone. Terletak diantara
sungai Selarong dan sungai Cinoko, serta diantara bukit-bukit Lapatoko.
Lamuru merupakan suatu kerajaan yang berdaulat hingga abad XVI, setelah masa itu Lamuru selalu ditimpa ketidakstabilan. Makam-makam yang terdapat di kompleks ini sebagian besar makam dari Raja-Raja Lamuru yang pernah memerintah.
Makam terbesar yang terdapat pada kompleks makam ini berukuran 4,06 m x 2,50 m x 2,24 m, dengan tinggi nisan 1,10 m. Makam terkecil berukuran 1,46 m x 0,92 m x 0,18 m, dengan tinggi nisan 0,72 m.
Visit to Bone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar