Degradasi Atmosfer
Pemanasan Global : Konsentrasi dari karbon dioksida di dalam atmosfer telah meningkat hampir 25% semenjak serbuan industrialisasi pada abad ke 18. Untuk memenuhi kebutuhan energi dunia, pembakaran fosil-fosil bahan bakar, seperti batu bara, kayu dan minyak telah membebaskan karbon untuk menyatu dengan oksigen di atmosfer. Penggundulan hutan, perusakan hutan dengan membakar dan menebang kayu secara berlebihan, juga memberikan konstribusi terhadap penambahan karbon dioksida dngan melepas karbon yang tersimpan di dalam materi tanaman.

Metan atmosferik, yang terlepas dai landfill (tempat yang rendah untuk menanam sampah), ternak dan fermentasi pada sawah-sawah telah meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Penambahan dari gas-gas rumah kaca ini bisa mempertinggi efek rumah kaca alami dan bisa mengakibatkan bertambah panasnya permukaan bumi. Atau Pemanasan Global. Jika pemanasan terjadi seperti diperkirakan oleh beberapa ilmuwan, akibatnya bisa termasuk kenaikan air pasang di lautan, perubahan-perubahan iklim, perubahan –perubahan di dalam ekosistem, dan dampak-dampaknya pada kesehatan masyarakat.
Penipisan Ozon : Ozon, bentuk oksigen yang langka, terkonsentrasi di bagian atas atmosfer atau ozonosfer, terletak 11 sampai 24 km di atas permukaan bumi. Lapisan ozon ini, hanya melingdungi kehidupan dari sinar matahari yang merusak, semakin menjadi tipis oleh pelepasan kloroflorokarbon (CFC), bahan kimia yang digunakan pada alat pendingin, busa dan bahan bakar erosol.
Polusi Udara : Sebagian besar penghuni-penghuni kota di dunia meenghirup udara yang terpolusi paling tidak dari sebagian waktu mereka. Sulfur dioksida (SO2), polutan terbesar, mempunyai sifat yang merusak terhadap manusia dan juga lingkungan. Pembakaran bahan bakar yang bersal dari fosil, untuk pembangkit tenaga listrik, adalah sumber utama dari Sulfur dioksida; di negara-negara berkembang, pembakaran batubara dan kayu juga ikut memberi kostribusi. Polutan-polutan yang meliputi nitrus dioksida, karbon monoksida, karbon dioksida dan timah yang berasal dari knalpot kendaraan. Di beberapa negara, zat-zat kecil seperti debu, kotoran dan asap menutupi udara.

Ketika polutan primer bereaksi membentuk polutan sekunder, senyawa-senyawa asam sering kali mulai terbentuk. Pada saat senyawa-senyawa asam dan polutan-polutan yang bersifat ganda ini merusak dedaunan dan tanah. Hutan-hutan akan berkurang dan akhirnya mati. Polutan diudara juga dilarutkan ke dalam tetes-tetes air kecil dan ditahan di awan, sering kali bergerak jauh sebelum jatuh kembali ke bumi dalam bentk hujan asam, salju, embun dan kabut.
Degradasi Samudra
Polusi air Laut : karena volumenya yang begitu besar, lautan sering kali digunakan sebagai tempat-tempat pembuangan sampah yang berasal dari masyarakat. Kotoran mentah, yang terdiri dari kotoran manusia dan sampah domestik, adalah sumber utama dari polutan lautan. Sampah karena kotoran ternak dan hanyutan pupuk juga menjadikan perairan mengandung terlalu banyak nutrisi yang bisa dilarutkan, suatu proses yang disebut eutrophication; fenomena ini menipiskan oksigen air, membunuh ikan dan kehidupan laut lainnya. Penyebab lain dari degradasi: sampah yang dibuang dari kapal, tumpahan minyak dan pembuangan zat-zat radioaktif.

-Kotoran manusia yang mengandung penyakit-yang menyebabkan bakteri dan virus.
-Materi-materi yang tidak bisa diurai melukai dan membunuh mamalia laut.
-Penyemprotan bahan-bahan kimia yang berbahaya bisa merusak ekosistem laut dan menumpuk dalam makanan laut.
Pergeseran Temperatur Laut : kecenderungan-kecenderungan pemanasan dalam atmosfer bumi sekaran ini bisa mempengaruhi temperatur lautan, yang bisa meningkatkan kemunculan atau kekuatan gejala El Nino, suatu kejadian mendadak dari permukaan perairan yang panas di pantai peru.


Degradasi Siklus Air
Subsistem yang bervariasi dari siklus hidrologi sedemikian selain terkait satu dengan yang lain sehingga interpensi terhadap satu subsistem akan bisa mempengaruhiyang lain. Sehingga interfensi terhadap satu subsistem akan bisa mempengaruhi yang lain. Kita mengubah aliran air dengan bendungan-bendungan, penampung-penampung air dan saluran irigasi; kita menjadikan tanah tidak dapat ditembus oleh air dan kelembaban dengan menutupi tanah dengan beton-beton dan bangunan-bangunan. Menghilangkan lapisan vegetasi alami dari tanah mengurangi kemampuan tanah dalam menahan air; hal ini menyebabkan hanyutnya air secara cepat menuju saluran drainase, hanya menyisakan sedikit untuk bisa digunakan oleh tanaman dan manusia.

Degradasi Daratan
Tempat tinggal manusia, terutama di daerah kota, menutupi daratan dengan beton, aspal dan material-materian bangunan lainnya; bangunan-bangunan dan jalan-jalan di kota memantulkan cahaya yang menhasilkan panas. Karena penutup-penutup daratan seperti itumenghambat daratan dari penyerapan air, saluran-saluran air dan sarana yang lain harus dikerjakan untuk penampung aliran air, sampah dan materi-materi racun yang lain. Di negara berkembang, menurut institut Sumber Daya Dunia, 57% populasi dunia akan menempati daerah kota pada tahun 2025, satu lompatan yang sangat tajam dari hanya 34% pada tahun 1990.
Lakukan hal sedikitpun untuk Bumi.....................
Mulai dari skarang........................