Rabu, 07 November 2012
Digital Elevation Model (DEM)
Senin, 14 November 2011
Shuttle Radar Topography Mission (SRTM)
C-RADAR (Radar Saluaran-C):
C-RADAR (5,3 GHz, panjang gelombang = 5,6 cm, bandwidth = 10 MHz) yang disediakan oleh NASA / JPL, ia menawarkan kemampuan dual-polarisasi. Kekuatan puncak radiasi adalah 1,2 kW / polarisasi. Dalam modus ScanSAR, C-RADAR mempekerjakan dua pasang balok simultan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8, yang beralih dalam petak lebar penuh, menciptakan pola citra SAR bersebelahan dan tumpang tindih. Lebar petak total 225 km menyediakan ukuran pixel (resolusi) dari sekitar 30 m (data titik jarak dari satu arcsec).
Instrumen sumber data dikumpulkan pada 180 Mbit / s (di empat saluran) dan disimpan di on-board perekam. Instrumen data telemetri di 15,12 kbit / s adalah downlinked terus-menerus.
X-RADAR (Radar Saluran-X):
X-RADAR (9,6 GHz, 3,1 cm panjang gelombang =) disediakan oleh DLR dan ASI, ia menawarkan balok tetap (52 º sudut terlihat) polarisasi tunggal (VV dlm kapal dan V antena tempel). Kekuatan puncak radiasi adalah 1,7 kW pada FRP dari 1674 pulsa / s. X-RADAR beroperasi dalam mode wide-petak 50 km, resolusi pixel horizontal 30 mx 30 m dengan ketinggian vertikal resolusi relatif 6m dan 10 m mutlak. Petak X-SAR diposisikan di tengah-tengah dua subswaths luar C-RADAR.
Ilmu instrumen data rate adalah 90 Mbit / s dan disimpan pada perekam on-board. Instrumen data telemetri di 9,6 kbit / s adalah downlinked terus-menerus.
Parameter
|
L-band Antenna
|
C-band Antenna
|
X-band Antenna
|
Frequency
|
1.25 GHz
|
5.3 GHz
|
9.6 GHz
|
Bandwidth
|
10 MHz
|
9.5 MHz
|
|
Inboard antenna:
Aperture length x width |
12.0 m x 2.9 m |
transmit/receive
12.0 m x 0.75 m |
transmit/receive
12.0 m x 0.4 m |
Outboard antenna:
Aperture length x width |
receive only
8.0 m x 0.75 m |
receive only
6.0 m x 0.4 m |
|
Architecture
|
Active Phased Array
Patch-type planar antenna with 2-D steering |
Slotted waveguide array
|
|
Phase control
|
4 bit
|
4 bit
|
N/A
|
Polarization
|
4 subswaths transmit/receive H,V,V,H, inboard
4 subswaths receive only H,V,V, H, outboard |
VV inboard antenna,
(V outboard antenna) |
|
Polarization isolation
|
25 dB
|
25 dB
|
39 dB
|
Antenna gain
|
36.4 dB
|
42.7 dB
|
44.5 dB
|
Mechanical steering range
|
N/A
|
N/A
|
±23º, fixed at 7º SRTM
|
Electronic steering range
|
±20º
|
±20º
|
±0.9º
|
Elevation beamwidth
|
5-16º
|
5-16º
|
5.5º
|
Azimuth beamwidth
|
1.0º
|
0.25º
|
0.14º (0.28º)
|
Transmit pulse width
|
34µs
|
40 µs
|
|
Look angle (adjustable off-nadir
angle)
|
15º - 55º
|
15º - 55º
|
52º, 17º - 60º possible
|
Peak radiated power
|
4400 W
|
1.2 kW/polarization
|
1.7 kW
|
System noise temperature
|
450 K
|
550 K
|
551 K
|
PRF
|
1344-1550 Hz
|
1440-1674 Hz
|
|
Swath width
|
225 km
|
50 km
|
|
Ground resolution
|
30 m x 30 m
|
30 m x 30 m
|
|
Height resolution relative
|
10 m
|
6 m
|
|
Quantization
|
8 bit (equivalent)
|
6 bit I and 6 bit Q
|
|
Data rate
|
180 Mbit/s(4 x 45 Mbit/s)
|
90 Mbit/s (2 x 45 Mbit/s)
|
Bagian-bagian dari SRTM
Adapun cara kerja Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sumber :
3D - ANALYST, D E M (Digital Elevation Model Model), Taufik Hery Purwanto, S.Si., M.Si.
http://spaceflight.nasa.gov/shuttle/archives/sts-99/srtm_work.html
http://events.eoportal.org/presentations/129/8271.html
http://geosurveying.wordpress.com/2011/08/07/shuttle-radar-topografi-misi-srtm/
www.wikipedia.co.id
Google Image.
Kamis, 18 Februari 2010
SIG
Dalam dunia sistem informasi terdapat banyak model sistem informasi yang bertujuan akhir memberi banyak inspirasi terhadap pembuat model untuk merencanakan sistem-sistem yang mendekati dunia nyata dengan hasil sedekat mungkin dengan aslinya. Model informasi juga diharapkan dapat digunakan sebagai alat prediksi kejadian dimasa depan dengan mendasarkan pada data yang ada pada masa lalu dan sekarang. Dari sekian banyak sistem informasi, Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu model sistem informasi yang banyak digunakan untuk membuat berbagai keputusan, perencanaan dan analisis.
SIG atau yang lebih populer dengan nama GIS (geographical information system) adalah sebuah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan atau manipulasi, analisis dan penayangan data; yang mana data tersebut secara spasial (keruangan) terkait dengan muka bumi. Untuk dapat mengoperasikan sistem ini dibutuhkan perangkat lunak dan keras. Perangkat lunak dalam hal ini adalah program komputer agar sesuai untuk tujuan tersebut di atas, sedangkan perangkat keras adalah peralatan komputer yang sesuai untuk pengoperasian perangkat lunaknya (
Komponen-komponen Sistem Informasi Geografi
Sistem informasi adalah adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen waktu, logika, matematis dan program yang berkaitan dengan komponen, tehnis, manusia dan komponen informasi, semua komponen ini saling membentuk hubungan di dalam satu sistem, untuk lebih jelasnya yaitu sebagai berikut:
a. Software atau program komputer adalah software SIG yang sesuai dengan tujuan organisasinya. Untuk organisasi yang memerlukan analisis jaringan dan perlu keakuratan data, maka software SIG berbasis vektor lebih sesuai. Sedangkan bagi organisasi yang banyak melakukan pemodelan spasial, maka software SIG berbasis raster lebih cocok, adapun beberapa macam software SIG misalnya: Arc View, Arc Info, MapInfo, ERMapper, Idrisi, Auto Cad, Surfer, Erdas, Envi dan Elwis.
b. Hardware, Personal Komputer (PC) dan peripheral lainnya yang dapat dioperasikan untuk menjalankan perangkat lunak, sebagai fungsi dari input, proses ataupun data. Pada saat ini peripheral input yang paling banyak dimanfaatkan adalah meja digitizer. Sedangkan untuk peripheral output pada umumnya memanfaatkan alat plotter dan printer warna.
c. Brainware atau Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen yang sangat penting menentukan keberhasilan pemanfaatan SIG. secara sederhana terdapat tiga tingkatan yang sebaiknya tersedia untuk mengelola SIG, yaitu : manager SIG, analisis SIG dan operator SIG.
d. Data merupakan salah satu aset atau modal organisasi untuk dapat menjalankan SIG, karena tanpa dukungan dengan data yang mempunyai validitas yang baik, maka hasil pengolahan dalam SIG nantinya tidak akan bermanfaat (Anonim, 2003).
Tahapan Sistem Informasi Geografis
Fasilitas perangkat lunak SIG digital pada dasarnya dapat dirinci menjadi 3 (tiga) sub-sistem yang saling terkait, yaitu
a. Input data, Proses input data pada SIG pada dasarnya adalah menyiapkan informasi muka bumi dalam format digital, baik yang berupa data garfis (titik, garis, dan poligon) maupun data atribut (keterangan). Data grafis atau data spasial adalah data digital yang menggambarkan fenomena permukaan bumi, yang diwujudkan dalam simbol titik, garis, dan poligon. Masing-masing fenomena tersebut mewakili fenomena khas di permukaan bumi. Data atribut atau data tabuler adalah tabel yang menggambarkan karatekteristik, kualitas, atau hubungan kenampakan peta dan lokasi geografis.
b. Pemrosesan data, pengeloalan data pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk menimbung dan menarik kembali dari arsip data dasar. Berbagai cara yang dapat digunakan dalam mengelola data pengelolaan data ini akan sejalan dengan struktur data yang digunakan. Perbaikan data dasar dengan cara menambah, mengurangi dan memperbaharui dapat dilakukan.
c. Output data, Output dari hasil pengolahan di dalam SIG dapat berupa digital yang dapat ditayangkan pada monitor, maupun dalam bentuk cetak kertas. Kedua output tersebut diperoleh dari konversi data analog, ataupun hasil pemrosesan (overlay, klasifikasi maupun hasil modeling). Selain data yang berupa grafis (peta), dimungkinkan pula diperoleh data atributnya dalam bentuk tabel. Hasil pemrosesan yang akan diwujudkan dalam cetak kertas atau cetak warna, yang berupa peta garis dengan menggunakan plotter maupun peta biasa dengan menggunakan printer (Anonim, 2003).
Rujukan :
Anonim, 2003. Aplikasi Arc View dalam Pengelolaan DAS di BP DAS Jeneberang-Walanae. Laporan KKA. Jurusan Geografi FMIPA UNM. Makassar
Budiyanto. 2002. Sistem Informasi Geografis menggunakan Arc View GIS, Andi Yogya. Yogyakarta.